Thursday, February 18, 2010

Kecambah Broccoli Lebih Handal Melawan Kanker

Burhan Nurrosjid

Menurut tim sarjana peneliti dari universitas John Hokins bahwa kita tidak perlu menolak jenis sayuran yang satu ini, yang ternyata banyak memberikan keuntungan kesehatan. Broccoli yang sudah tua atau masak memang sudah dikenal sebagai sayuran yang mampu memerangi kanker. Namun para peneliti John Hopkins itu menegaskan bahwa hanya sesendok kecambah atau bayi broccoli yang sudah diremukkan atau hancur, ternyata dapat lebih ampuh dan efektif dalam melawan kanker.

Tim peneliti yang dipimpin Dr. Paul Talalay itu melaporkan hasil penelitiannya pada: Proccedings of The National Academy of Science pertengahan 1997 lalu. Disebutkan bahwa kecambah atau tunas broccoli itu, yang baru berumur 3 hari, yang bentuknya mirip seperti kecambah tanaman “alfalta” itu ternyata mengandung bahan kimia yang disebut “sulphophane”. Kecambah tersebut memiliki onsentrasi senyawa silphophane sampai setinggi antara 20 dan 50 kali ketimbang broccoli yang sudah tua (masak).


Melawan Kanker

Untuk pertama kali tim peneliti itu berhasil menemukan manfaat dan keuntungan besar yang anti kanker terkandung dalam sayuran itu. Tim John Hopkins dibawah pimpinan Dr. Talalay itu pertama kali memisahkan sulphophane dari broccoli yang masak tahun 1992. Dari beberapa ujicoba memeperlihatkan bahwa senyawa ini mampu megurangi atau mencegah gejala-gejala kanker payudara pada tikus percobaan sampai 60%.

Dijelaskan bahwa sementara itamin E dan bahan-bahan antioksidan menyerang molekul-molekul penyakit kanker yang membandel secara langsung. Sedangkan silphoraphane bekerja tidak langsung dengan memperkuat system pertahanan anti ikanker dari tubuh kita. Mereka menambhakan bahwa tidak semua tanaman broccoli diciptakan memiliki kemampua anti kanker pada taraf atau intensitas yang sama kuat.

Selain itu juga diungkapkan tim John Hopkins bahwa jumlah jumlah kandungan sulphoraphane yang ditemuka dalam broccoli yang segar selalu bervariasi secara mencolok. Keadaan ini menyeabkan sayuran broccoli yang anti kanker dari sumber nabati (tanaman) ini kurang dapat ipercaya.

Menyeleksi Broccoli

Kini perhatian serius para peneliti itu terpusat pada seleksi yang cermat terhadap kecambah broccoli, dengan penilaian pada kualitas yang tinggi dan efektif sebagai pelawan kanker yang handal. Tapi setelah berhasil menganalisa dalam seleksi ketat itu terdapat 50 jenis varitas broccoli yang berlainandan mereka menemukan 15 urutan keluarga sayuran itu yang dapat menghasilkan bibit-bibit tanaman dengan jumlah kandungan julah konsentrasi sulphophane yang tergolong sangat tinggi.

Kecambah ini mempunyai raa rempah-rempah yang halus dan enak, yang menyebakan mereka lebih enak dimakan atau dikunyah ketimbang broccoli yang sudah masak (tua). Rasa lezat kecambah itu lebih tinggi jika remukan atau rajangan broccoli dipercikkan atu ditaburkan pada selada dan roti panggang atau semacam pizza. Broccoli muda ini juga dapat dijadikan penyedap pad beberapa racikan roti dan masakan.

Dr. Talalay menyatakan boleh jadi kita sulit menemukan kecambah broccoli (muda) untuk bahan masakan ataupun sebagai lalapan. Tapi ia menegaskan sebaiknya jangan mencoba menanam sayuran itu sendiri dirumah untuk mendapatkan kecambah tersebut. Sebab ia memperigtkan sangat mungkin sekali broccoli muda (usia 3-5 hari) yang ditanaman di halamanatau kebun sendiri iru dapat teresapai oleh bahan-bahan pestisida dan jamur. Jika ini terjadi akibatnya fatal bagi pemakannya sendiri. Sumber: Suara Muhammadiyah.

No comments:

Post a Comment